Peranan Arsitektur
Terhadap Lingkungan
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam sepertitanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalamlautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimanamenggunakan lingkungan fisik tersebut.
Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan. Orang awam sering kali mengartikan arsitek adalah perancang bangunan, yaitu orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang berperan untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi estetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan. Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu). Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati. Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar.
Pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
-
Arsitektur sebagai sebuah
benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam
lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua
pihak (ekologi dan arsitektur). Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat
dan mengurangi dampak – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah
massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh
terapannya yaitu, munculnya trend green design.
-
Memberikan dampak pada
estetika bangunan
-
Dapat memberikan pemecahan
masalah pada tata letak bangunan atau kota.
-
Memperhatikan kondisi
lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada
lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan
solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan
dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan
lingkunagan
Kerusakan tanah, secara garis besar terjadi oleh pengaruh proses erosi,
penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta terakumulasinya zat pencemar
dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi diantaranya dipicu oleh adanya
pembangunan yang tidak memperhatikan segi lingkungan. Kerusakan tanah terjadi
sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan kurang memperhatikan
unsur lingkungan guna mendukung jalannya pembangunan. Pembangunan dalam
realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan mengabaikan aspek
lingkungan. Secara lebih lanjut pembangunan berjalan ekspansif, diantaranya
menyangkut segi pemanfaatan ruang / lahan. Dalam pemanfaatannya sering kali
aspek tata guna lahan yang sesuai dan seimbang terabaikan sehingga pada
akhirnya akan menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam dan
permasalahan lingkungan, diantaranya kerusakan dan pencemaran tanah.
Contoh nyatanya:
o
Ambrolnya sisi utara jalan raya RE
Martadinata sepanjang 103 meter. Ambrolnya jalan RE martadinata tersebut
merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya,
daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau)
dijadikan jalan raya.
Jalan Ambrol |
o
Jebolnya tanggul Siru
Gitung akibat maraknya pembangunan tempat wisata ataupun bangunan komersial
lainnya di sekitar tanggul yang seharusnya menjadi tanah resapan bagi tanggul
tersebut.
Situ Gitung |
o
Banjirnya kota jakarta merupakan akibat
dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan,
hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya merupakan daerah
hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester penuh pada stiap
permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan
air. Seharusnya untuk jalan pelajan kaki tidak perlu menggunakan plaster
melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.
Banjir kota Jakarta |
o
Bangunan di Kemang,
yang seharusnya bangunan dibangun 20 % dan memiliki lahan terbuka hijau 80 %.
Namun saat ini kemang menjadi kawasan area bisnis yang sensasional, yang hanya
memiliki lahan terbuka hijau menjadi 20%, dan umumnya penuh dengan bentuk masif
yang hanya mengejar estetika belaka.
Kemang Residence |
Banjir di Kemang |
KESIMPULAN
Dalam mendesain atau membangun suatu projek, seorang arsitek
diwajibkan mampu menganalisa suatu kondisi lingkungan sekitar proyek yang
sedang dilaksanakannya. Perlunya memperhatikan lingkungan dalam segi lahan dan
aspek sosial serta pertimbangan pengaruh
pembangunan terhadap lingkungannya menjadi perhatian utama sang arsitek untuk
mencari solusi dari semua keadaan untuk mencapai hasil desain yang dapat
diterima dari berbagai pihak tanpa mengurangi resiko desain terhadap bangunan
lingkup sekitarnya. Hal ini melatih seorang arsitek untu tidak egois dalam merancang. Jika dilihat dari sudut
pandang lain pembangunan memang diperlukan karena membangun kita juga tidak
akan maju, namun bukan pembangunnan yang merusak lingkungan. Karena itulah
arsitek diharuskan untuk tidak hanya belajar dan memahami, tapi merancang
dengan menerapkan seluruh apa yang sudah dipelajari dan ketahui, tidak egois
dan mencintai lingkungan sekitarnya seperti ia mencintai dirinya sendiri.
Arsitek juga dituntut untuk mengerti akan segala seluk beluk bangunan,site dan
lingkungan karena dampak positif dan dampak negatif dari pembangunan tersebut
menjadi salah satu tanggung jawab arsitek.
- Dari berbagai sumber -
0 komentar:
Posting Komentar